Friday, September 21, 2012

Terima Kasih Guruku


pagiku cerahku,matahari bersinar
kugendong tas merah ku di pundak
slamat pagi smua ku natikan dirimu
didepan kls mu menantikan kami
guruku tersayang guruku tercinta
tanpamu apa jadiny aku
tak bisa baca tulis mengerti banyak hal
guruku terima kasih ku
nyatanya diriku kadang buat mu marah
namun segala maaf kau berikan
slamat pagi smua ku natikan dirimu
didepan kelas mu menantikan kami
guruku tersayang guruku tercinta
tanpamu apa jadiny aku
tak bisa baca tulis mengerti banyak hal
guruku terima kasih ku
nyata diriku kadang buat mu marah
namun sgala maaf kau berikan
guruku tersayang guruku tercinta
tanpamu apa jadiny aku
tak bisa baca tulis mengerti banyak hal
guruku terima kasih ku

Mendengar lagu tersebut saat mata kuliah Workshop1. Alunan musiknya cukup ringan dan semangat, tetapi saat mencermati lirik demi lirik, aku sendiri sangat tersentuh. Merasa ada yang tergetar dari dalam lubuk hati yang terdalam, seperti ada perasaan haru. (lebay benget :)) Memang lagu tersebut sangat istimewa, sangat cocok dipersembahkan kepada guru yang istimewa. Guru yang selalu dikenang baik oleh siswanya. Guru yang selalu istimewa di hati muridnya. Menurut pak Giarto (Dosen Workshop), hanya guru yang "istimewa" yang pantas mendapatkan lagu tersebut. Guru yang selalu dinanti kehadirannya setiap hari, guru yang selalu dekat dengan anak didiknya dan guru yang selalu bijaksana menghadapi setiap tingkah polah siswanya.
Kemudian muncul pertanyaan di benakku, bagaimana menjadi guru istimewa? Karena tidak semua guru layak mendapatkan lirik- lirik indah tersebut. 
Berikut tipsnya:

1. Mulailah pada hari pertama sekolah
Pada setiap awal tahun ajaran, atau semester, carilah waktu yang tepat untuk membuat semua aturan, dan kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi tentang berbagai situasi, termasuk pada siswa yang ‘bermasalah’. Seorang guru harus memastikan bahwa siswa merasa didekati sejak hari pertama sekolah.

2. Jadilah proaktif
Seorang guru harus berjuang ke arah gaya mendidik yang proaktif. Selain ada keuntungan dari momen yang spontan, tapi dapat juga digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa, misalnya mengatur jadwal berdiskusi di luar jam mengajar.

3. Menjadi pendengar yang aktif
Mendengarkan secara aktif menunjukkan bahwa guru benar-benar mencoba untuk memahami secara verbal dan nonverbal pesan yang disampaikan, merasakan perasaan, dan pikiran. Menjadikan siswa yakin dan merasa dihargai bahwa apa yang mereka sampaikan mendapatkan perhatian.

4. Pastikan Anda mengatakan, "Saya mendengar Anda"
Seorang guru harus memvalidasi apa yang dikatakan oleh semua siswanya. Namun, validasi tidak berarti bahwa guru setuju atau percaya dengan segala hal yang dikatakan siswa, tetapi lebih untuk mengakui sudut pandang para siswa. Validasi membantu siswa percaya bahwa guru mendengarkan dan menghormati pendapat mereka. Misalnya, sebuah komentar seperti, "Aku senang kamu bisa berbagi pemikiran. Saya tentu tidak langsung setuju dengan perspektif Anda, tapi saya ingin mendengar lebih banyak."

5. Lakukan seperti Anda ingin diperlakukan
Seorang guru tentu ingin dan mengharapkan orang lain memperlakukan kita dengan hormat, berkomunikasi dengan jelas, dan memberikan tanggapan yang sesuai. Sikap empati dan melibatkan diri berdiskusi dengan siswa akan mengurangi sikap defensif dan memungkinkan para siswa merasa nyaman.

6. Jangan menghakimi dan menuduh
Seorang guru tentu ingin siswanya mengerti apa yang diajarkan tanpa membenci guru atau mata pelajarannyanya. Untuk itu, seorang guru sebaiknya tidak menghakimi, dan menuduh, tetapi harus memberikan pesan yang mudah ditafsirkan. Itu akan meningkatkan probabilitas siswa mendengarkan apa yang guru katakan.

7. Berkomunikasi secara jelas dan singkat
Banyak guru berusaha untuk menyampaikan banyak informasi pada satu waktu, tetapi itu akan membuat  siswa kelebihan beban informasi, kewalahan, dan sulit mencerna. Maka itu, seorang guru selaiknya melakukan komunikasi yang rutin, singkat, dan terfokus dengan siswanya. Sebab, tidak semuanya harus diselesaikan dalam satu diskusi.

8. Menjadi model kejujuran dan martabat
Siswa sangat cerdik dalam memahami kejujuran guru. Seorang guru harus mengakui jika tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan yang diajukan siswanya. Tetapi, guru harus berjanji untuk berupaya menemukan jawaban sebelum kelas berikutnya. Tidak jujur adalah kesalahan dalam mendidik.

9. Menerima pengulangan
Komunikasi adalah proses yang berkelanjutan. Siswa mungkin harus mendengarkan apa yang diajarkan berkali-kali sebelum mereka memahami dan masuk ke dalam pikirannya.

10. Ciptakan humor
Humor adalah bahan penting dalam proses komunikasi. Humor dapat meringankan, dan menjadi fasilitas yang baik ketika seorang guru tengah mengajarkan sesuatu kepada muridnya.

11. Guru adalah teman
Sebagai teman, guru harus terbuka terhadap segala permasalahan siswanya. Selalu diusahakan untuk memperhatikan, menemani dan membimbing mereka dengan bijak. Hal tersebut akan menciptakan hubungan harmonis antara guru dan anak didik.

kompas.com
dengan sedikit perubahan

Tuesday, September 18, 2012

Pengalaman Pertama



Alhamdulillah di semester 3 ini aku diberi kesempatan membawa motor. (yeyyy..). Dengan motor ini aku berjanji akan menjadi lebih baik, baik dalam akademik ataupun non akaademik. (insyaAllah). Sebagai langkah awal, aku putuskan untuk mengajar privat Matematika. Sebenarnya aku tidak dituntut untuk bekerja selama kuliah, tetapi aku ingin menggunakan fasilitas yang diberikan oleh orang tuaku untuk kegiatan yang baik. (Bukan sombong ya.. hheheh). Tapi, sangat tidak bijak jika fasilitas yang diberi orang tua digunakan untuk sekedar ke kampus, kos, dan main- main. Karena orang tuaku harus bekerja keras untuk memberikan fasilitas itu. (Semoga aku bisa bertanggung jawab, amiin).
H-1, aku mulai galau, takut aku tidak bisa mengajar dengan baik. Takut adiknya nakal, takut orang tuanya galak dan sebagainya. Kalau kata orang alay si, aku lagi galau tingkat kabupaten -woow-. Kegalauan tetap berlanjut sampai H-5 menit. Sebelum berangkat aku berdoa, semoga semua yang kutakutkan tidak terjadi. Kukendarai motor setiaku menelusuri BNI, kemudian FIP, kemudian FH, kemudian FIK dan sampai bundaran FT kuarahkan motorku ke arah Cempakasari. Dipertigaan pertama, belok kiri, selang 2 rumah sampailah aku di tempat tujuan.Di depan rumah besar bercat putih itu aku berdiri. Di dalam hati aku menggumam.
"Ini seperti rumah orang- orang kaya di sinetron", kataku.
Dari dalam rumah keluar sesosok wanita dewasa. Dia pasti ibu dari muridku. Beliau membukakan gerbang rumahnya dan mempersilakan aku masuk. Ibunya ramah sekali, ia mengantarkanku ke kamar sang anak, satu ketakutanku tak terbukti. Kunaiki tangga satu per satu, sampailah ke kamar sang anak di lantai dua. Kami bertemu dan saling bersalaman. Kami dipersilakan untuk belajar berdua di kamar. Sang ibu permisi untuk meninggalkan kami berdua saja. 
(terereeeeeeett.. saatnya dimulai). langkah pertama sebagai pendekatan, kami mulai berkenalan. Namanya Athaya, siswi kelas 6 SD Annisa. Pendekatan kedua, kutanyakan hobi dan artis kesayangannya. Ku kira untuk anak seumuran dia, Athaya suka Coboy Junior atau Cherrybelle, tapi ia menjawab bahwa di sama sekali tidak suka Coboy Junior dan Cherrybelle. Ternyata dia bukan anak SD yang lebay kaya di sinetron. (hehhehe). Dia lebih suka artis korea, salah satunya pemain utama drama korea Dream High -entah siapa aku lupa namanya-. Wallpaper HP dan laptopnyapun berisi gambar artis kore tersebut. Setelah browsing akhirnya kutemukan artis korea yang dia maksud. Namanya Kim So Hyun. -Ganteng si, hehehe-.


Setelah berkenalan sebentar, kami memulai belajar. Tema belajar kami hari ini adalah satuan, volum, dan debit. Di sela-sela belajar aku tanyakan tentang rangkingnya di sekolah, ternyata ia peringkat dua. -pantes cepet nangkep sama pelajarannnya-. Sebagai teman yang baru kenal, ia termasuk anak yang asyik, ramah dan baik. Ketakutan kedua tidak terbukti.
What a wonderfull day. :)

Friday, September 14, 2012

Standar Proses PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

zukapersona.wordpress.com
Hari ini aku mendapatkan pelajaran dari kuliah Workshop 1 yang diampu pak Sugiarto. Beliau mengajar dengan serius tapi penuh motivasi, saya suka itu. Kata beliau, sebagai seorang calon guru kami harus mengerti tentang senua peraturan- peraturan pemerintah. Kami harus tahu tentang Standar Proses, Standar Sarana dan lain-lain. Jika yang standar- standar saja tidak tahu, bagaimana? Sayangnya hanya sedikit guru- guru di Indonesia yang mengerti peraturan tersebut, malah bisa jadi banyak yang tidak tahu tentang Permen itu. Maka dari itu, sampai kos aku langsung googling tentang beberapa peraturan Permendiknas, salah satunya Standa Proses Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 . :)

STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007
��berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
��adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.
�� berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.

mencakup:
�� perencanaan proses pembelajaran,
�� pelaksanaan proses pembelajaran,
�� penilaian hasil pembelajaran, dan
�� pengawasan proses pembelajaran.

Perencanaan Proses Pembelajaran
�� Silabus
�� Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

SILABUS
Dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan:
�� Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, dan
�� Panduan Penyusunan KTSP.
Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh:
�� para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
�� Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kab./kota yang bertanggung jawab untuk jenjang SD dan SMP, dan dinas provinsi untuk jenjang SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( R P P )
�� RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.
�� Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.
�� RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
�� Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen R P P
Identitas mata pelajaran
�� Standar kompetensi
�� Kompetensi dasar
�� Indikator pencapaian kompetensi
�� Tujuan pembelajaran
�� Materi ajar
�� Alokasi waktu
�� Metode pembelajaran
�� Kegiatan pembelajaran
�� Penilaian hasil belajar
�� Sumber belajar

PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPP
�� Memperhatikan perbedaan individu peserta didik;
�� Mendorong partisipasi aktif peserta didik;
�� Mengembangkan budaya membaca dan menulis;
�� Memberikan umpan balik dan tindak lanjut;
�� Keterkaitan dan keterpaduan;
�� Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi;

Pelaksanaan Proses Pembelajaran
�� Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
�� Pelaksanaan Pembelajaran

PERSYARATAN PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

1. Rombongan Belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar untuk SMA adalah 32Peserta Didik
2. Beban Kerja Minimal Guru
�� Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok:merencanakan pembelajaran,melaksanakan pembelajaran,menilai hasil pembelajaran,membimbing dan melatih peserta didik,
serta melaksanakan tugas tambahan;
�� Beban kerja guru sebagaimana dimaksud di atas adalah sekurangkurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
3. Buku Teks Pelajaran
�� Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
�� Rasio untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran;
�� Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya;
�� Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.
4. Pengelolaan Kelas
a. Guru mengatur tempat duduk sesuai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik;
c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;
d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik;
e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggara-kan proses pembelajaran;
f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap res-pons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembela-jaran berlangsung;
g. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin dan status sosial ekonomi;
h. Guru menghargai pendapat peserta didik;
i. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
j. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang dia punya; dan
k. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
�� Eksplorasi
�� Elaborasi
�� Konfirmasi
3. Kegiatan Penutup

Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk:
�� Mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik,
�� Bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan
�� Memperbaiki proses pembelajaran.
2. Dilakukan secara:
�� Konsisten,
�� Sistematik, dan
�� Terprogram.
3. Menggunakan:
�� tes dan non-tes
�� bentuk tertulis atau lisan,
�� pengamatan kinerja,
�� pengukuran sikap,
�� penilaian hasil karya(tugas, proyek dan/atau produk)
�� portofolio, dan
�� penilaian diri.
4. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan
�� Standar Penilaian Pendidikan dan
�� Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.

Pengawasan Proses Pembelajaran

A. Pemantauan
�� Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran.
�� Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
�� Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas satuan
pendidikan.

B. Supervisi
�� Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran.
�� Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi,
pelatihan, dan konsultasi.
�� Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas satuan
pendidikan.

C. Evaluasi
�� Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
�� Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
(a) membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses;
(b) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.
�� Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

D. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan
kepada pemangku kepentingan.

E. Tindak Lanjut
�� Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar.
�� Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.
�� Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/ penataran Iebih lanjut. 
 Jika semua guru mengerti dan mempraktikkan Peraturan tersebut pasti kualitas pendidikan di Indonesia menjadi baik :)

Thursday, September 13, 2012

Satu Kesempatan

Mengapa aku bodoh sekali?!
-syukurilah, karena Tuhan masih memberimu satu kesempatan untuk menjadi pandai.
Mengapa aku melakukan itu?!
-ketahuilah, karena Tuhan masih memberimu satu kesempatan untuk merasakan penyesalan.
Mengapa aku ceroboh?!
-tenang, karena Tuhan masih memberimu satu kesempatan menjadi lebih teliti dan sabar.
Mengapa aku menjadi manusia kesepian?!
-tersenyumlah, karena Tuhan msih memberimu satu kesempatan untuk mendapatkan sahabat2 terindah.
Mengapa aku sampai menyakiti orang lain?!
-tak apalah, karena Tuhan masih memberimu satu kesempatan untuk meminta maaf.
Mengapa aku selalu melakukan kesalahan?!
-jangan menyerah, karena Tuhan masih memberimu satu kesempatan untuk memperbaiki.
Mengapa aku selalu terPuruk?!
-semangatlah, karena Tuhan masih memberimu satu kesempatan untuk bangkit.
Mengapa aku selalu gagal?!
-teguhlah, karena Tuhan masih memberimu kesempatan untuk mencoba.
Mengapa aku selalu disalahkan?!
-jangan lesu, karena Tuhan masih memberimu satu kesempatan untuk membuat kepercayaan.
Satu kesempatan. . .

Wednesday, September 12, 2012

Mawar


 
Aku menemukan sebuah tanaman bernama mawar. di sebuah padang gersang.
Aku melihatnya, terabaikan tanpa dipedulikan.
Aku melihatnya, tersiksa dikelilingi inang.
Aku melihatnya, sendiri tanpa kawan.
Aku melihat tangkainya, terluka terkena injakkan domba.
Aku melihat daunnya, sakit digerogoti sang tungau .

Aku mencari dimana letak matanya.
Akan kuhapus air matanya.
Aku mencari dimana letak lukanya.
Akan ku obati perihnya.
Aku mencari dimana tangannya.
Akan kurengkuh dan ku papah.
Aku mencari dimana telinganya.
Aku akan menyerukan semangat untk hidupnya.
Aku mencari dimana letak mulutnya.
Akan kutanya, siapa yang berani menanamnya di sini, dan mengapa ia meninggalkannya.

Aku memutuskan membawanya pulang.
Aku menjanjikkannya kehidupan baru.
Kupandangi mawar itu, dan membayangkan banyak rencana yang akan kulakukan pd mawar itu.
Membyangkan kehidupanya menjadi lebih segar jika ku pelihara.
Semua tersusun secara tersirat semua rencana, rapi.

Hari pertama.
Ku pindah ke dalam singgasana baru. Ku lakukan semua prosesi2 yang umum dilakukan. Menyiram, memupuk, meneduhkannya.
Hari kedua. Masih tampak layu, tapi kuyakin ia kuat.
Hari ketiga. Ia bangkit. Daunya hijau ranum terlahir kembali. Tangkainya tegak menegaskan ketegaran. Aku bahagia.
Hari ketujuh. Aku melihat kuncup harapan kecil mulai muncul. Tidak hanya satu, tapi dua, bahkan lebih. Ternyata ia memiliki bnyak impian. Dan setiap hari kutunggu mekarnya.
Hari kedelapan. Satu persatu kuncup itu mulai mewujudkan tujuanya. Menegaskan ketegasan keberanian hidup kembali.
Hari kesembilan,sepuluh,sebelas. Harapan terwujud semuanya. Merekah,membuat semuanya terkagum melihat kebangkitannya.
Hari keempat belas,limabelas. Aku mulai mengurangi waktuku untuk si mawar.
Aku hanya sesekali melihat keadaannya.
Baik..? Syukurlah,aku msh byk urusan.
Hari keduapuluh,duapuluhsatu. Kulihat dari kejauhan.
Tidak kepanasan?tidak kehujanan? Ya..sudahlah.

Hari ke duapuluhempat, duapuluh lima.
Kulihat ia layu dg sdikit warna kekeringan.
Ah.. Layu sdikit, malam nanti juga terkena embun. Biarlah..
Hari ke duapuluhtujuh,duapuluh delapan.
Aku melihatnya terjatuh dr singgasana,terkapar, tercecer, terinjak, menjadi bulan bulanan ayam.

Diam...

Ia mati.

Ternyata aku tak cukup pantas menjanjikan sebuah kehidupan yg lbh baik.
Sok tahu!
Aku melupakannya ditengah jalan.
Ku kira ia tegar, ternyata mash rapuh. Dia mash membuthknku. Dia tak sekuat itu. Aku memaksanya menjadi tegar. Tapi tak dpt dismbunyikan. Aku blm bisa merawatnya.
Aku hanya bisa memulai. Tak bisa menjaganya..