Mereka sang
pejuang, sedangkan kau pecundang
Dulu mereka
berjuang, sampai nyawa menjadi taruhan
Kini kau hanya
menikmatinya tanpa sungkan
Mereka
kehilangan kaki, tangan, istri bahkan anak
Tapi kau hanya hidup
dan tidur saja dengan nyenyak
Kini mereka
seperti terbuang
Kau cuma
memikirkan perut kenyang dan senang-senang
Mereka jadi
tukang sapu, mengayuh becak, kau tahu tulang mereka sudah rapuh?
Demi apa? Makan sekadarnya
mengisi lambung kosong
Kau, cukup
dengan menengadahkan tangan kepada papi dan mami
Untuk ke bioskop,
online shop, makan di Mc. D atau ganti Blackberry
Mereka ikhlas
memberi kemerdekaan kepadamu
Dasar kau saja
yang pengecut dan tidak tahu malu
Kau sudah tidak
perlu lagi sembunyi, merayap dan membawa bambu
Kau hanya perlu
berkarya dan memperbaiki negerimu
Bukan lagi darah
tapi tinta, bukan lagi senapan hanya
perlu pena
Tak perlu takut
lagi, kini bebas kau bersuara
Jujur menegakkan
keadilan diatas semua kemunafikan
Buatlah mereka tak
perlu menyesal memberimu kemerdekaan
Ini adalah puisi pertamaku yang dilombakan dalam acara semarak Fakultas Bahasa dan Sastra UNNES. Sedikit berantakan, hhehehehehh... tapi lumayanlah buat di tempel di blog :)
No comments:
Post a Comment